Dunia Zalfa menyediakan postingan berupa "Cerita", "Pengetahuan", "Tips", DLL!! Have fun! ^_^
Minggu, 12 Agustus 2012
Hilangnya Sekotak Brownies
Namanya Zilan Auliarahmah. Dipanggil Zilan. Dan saudara kembarnya Zihan Aliyarahmah. Biasa dipanggil Zihan.
Mereka sama sama lahir di Jakarta, 7 Mei 2001. Sekarang mereka kelas 5C di SDIT Al Azhar. Mereka sangat suka dengan kue brownies.
Sekotak brownies bisa habis dalam waktu 2 jam oleh mereka berdua. Tapi ummi mereka tidak mau memberi sekotak brownies bila mereka tidak mendapatkan nilai baik di sekolah.
Makanya sampai saat ini mereka dinobatkan menjadi murid teladan dikelas 5C SDIT Al Azhar.
Lalu kalau hari ini mereka sudah mendapat nilai 10 atau 9, berarti mereka bisa mendapatkan kue brownies.
“Nak, bangun sayang.” ucap umminya.
Dengan lembut umminya mengusap kepala mereka berdua setelah itu menarik selimut yang menutupi kedua tubuh mungil zilan dan zihan.
“Hoaaammmm….” Zilan langsung menutup mulutnya karena menguap.
“Cepat mandi. Jangan lupa shalat subuh ya nak.” ucap ummi.
Zilan dan Zihan segera pergi ke kamar madi. Zihan pergi kekamar mandi berwarna biru dan zilan pergi kekamar mandi berwarna hijau.
Setelah 15 menit, mereka keluar dan langsung berganti pakaian dan menunaikan ibadah shalat subuh.
Lalu mereka mengambil tas masing-masing menuju ruang makan. Diruang makan sudah ada ummi dan abi. Mereka sarapan nasi goreng dan telur bersama-sama.
Setelah itu mereka pergi kesekolah.
“Mi, kami berangkat dulu ya. Assalammu’alaikum!” ucap Zihan.
“Iya, wa’allaikumsalam,” jawab ummi.
Saat dimobil, “Zil, kita harus dapetin brownies tiramisu yang waktu malam ummi ngomong itu!” ucap zihan.
“Bener, Zih. Kata ummi tokonya itu terkenal enak banget lho!” ucap Zilan.
“Tapi gimana ya? Hari ini ada pelajaran Sains dan hari ini adalah uji coba,” kata zihan.
“Memangnya waktu malam kamu tidak belajar, Zih?” tanya Zilan
“Enggak! Soalnya aku mikirin brownies terus,” kata Zihan sedikit manyun.
“Yah.. Berarti kamu sekarang harus baca pelajaran Sains lagi. Ayo cepat sebelum sampai kesekolah!” ucap Zilan memberi support kepada Zihan.
“Iya, Zil!” ucap Zihan seraya dengan mengeluarkan buku Sainsnya.
Beberapa jam kemudian kelas 5 sudah istirahat. Zilan, Zihan dan Rani pergi kekantin untuk memakan bekal mereka.
Zilan dan Zihan membawa bekal nasi goreng, nugget dan telur. Rani membawa mie goreng dan telur. Mereka memakan bekal mereka dengan lahap.
Setelah itu mereka kembali ke kelas. Setelah itu adalah pelajaran Sains. Zilan terlihat biasa-biasa saja. Zihan juga terlihat biasa-biasa saja.
Setelah itu mereka mengerjakan soal-soal yang disuruh oleh Ibu Rere. 1 jam sudah mereka mengisi soal-soal dari Bu Rere.
Mereka pun pulang setelah izin kepada Bu Rere. Sesampainya dirumah Zilan langsung pergi kekamar, sedangkan Zihan ke kamar mandi dulu.
***
Esok paginya adalah pengumuman nilai praktik Sains.
“Sekarang adalah pengumuman nilai praktik Sains. Nilai terbaik pertama dipegang oleh… Zilan Auliarahmah!!!” seru Bu Rere.
Zilan melompat girang. Lalu maju kedepan mengambil hasil praktik sains. Terlihat nilainya adalah 100.
“Nilai terbaik kedua diraih oleh…. Rani Maulidya!!” ujar Bu Rere selanjutnya. Rani yang sedang mengobrol dengan Zilan kaget dangan suara tepuk tangan.
“Rani cepat kamu ke depan. Kamu pemegang terbaik kedua,” bisik Zihan dari belakang. Rani pun langsung ke depan dan melihat angka yang ada di kolom nilai. Nilainya adalah 96. Sebuah nilai yang memuaskan.
“Nilai terbaik ketiga diraih oleh…. Zihan Aliyarahmah!” ucap Bu Rere. Zihan maju kedepan untuk mengambil hasil praktik Sainsnya. Terlihat dikolom nilai terbentuk angka 94 yang artinya nilai Zihan adalah 94.
“Karena sekarang guru-guru akan rapat, hari ini belajar sampai segini dulu. Assalammu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh,” ucap Bu Rere seraya keluar dari kelas.
“Han, ummi kan janji mau kasih kita brownies tiramisu di toko yang terkenal enak!!” ujar Zilan.
“Iya Zil, kita kan udah dapet nilai besar. Kita dapet brownies itu dong!!! Yeye.. yeyeye.. yeye.. yeyeye...” kata Zihan bersenandung ria.
“Ayo kita harus cepat-cepat sampai ke rumah.,” seru Zilan sambil berlari-lari.
“Santai aja kali, Zil. Ummi pasti kasih kok. Ga usah lari-larian kaya gitu kali,” ujar Zihan santai.
“Iya deh, aku ikutin Zihan aja deh.” ucap Zilan.
Lalu mereka terus berjalan. Tak terasa mereka sudah sampai dirumah. Ummi menyambut mereka dengan ceria.
“Ummi!!!” teriak Zilan. Lalu mencium tangan umminya.
“Iya, nak!” jawab umminya.
“Mi… kita dapat nilai besar lho!” ujar Zilan.
“Ummi jadi kan memberikan kami brownies tiramisu?” tanya Zilan yang memang suka banyak tanya untuk hal yang positif.
“Nanti ummi berikan. Tapi sekarang ganti baju, sholat dzuhur setelah itu makan siang. Setelah makan siang nanti ummi berikan,” jawab ummi.
Zilan segera membuka sepatu dan kaos kakinya. Lalu masuk kedalam kamarnya. Di dalam sudah ada Zihan yang sedang berganti pakaian. Zilan pun berganti pakaian dengan baju lengan panjang berwarna pink tua, rok panjang ungu dan jilbab ungu muda.
Sedangkan Zihan memakai manset biru muda, baju lengan pendek biru tua, celana panjang coklat muda dan jilbab biru muda. Mereka langsung menunaikan sholat dzuhur. Setelah itu Zilan berlari ke meja makan untuk makan siang.
“Ummi, makan siang hari ini dengan apa?” tanya Zilan seraya menduduki kursinya. Zihan juga duduk dikursinya.
“Hari ini dengan sayur asem, ayam rending, dan sambal goreng spesial buatan ummi,” ucap ummi.
Zilan dan Zihan langsung mengambil nasi dan menyidukkan sayur asem dan ayam rendang ke piring berisi nasinya.
Setelah makan siang…
“Iya ummi ambil dulu ya,” jawab umminya.
Lalu umminya mengambil sesuatu di dalam kulkas. Saat kembali ke meja makan, mukanya panik.
“Kenapa ummi?” tanya Zihan.
“Browniesnya enggak ada. Gimana nih? Padahal ummi udah beli spesial buat kalian,” jawab ummi dengan paniknya.
“Yah gimana dong mi? Zilan sudah bekerja keras untuk dapetin nilai gede demi brownies tiramisu itu.” ujar Zilan.
“Duh, gimana nih? Aku yang salah. Aku ngaku aja apa enggak kasih tau, ya? Kalo enggak ngaku, kasian Zilan,” ucap Zihan di dalam kamarnya.
“Ummi, maafkan Zihan,” ucap Zihan sambil menunduk malu.
“Tidak, ummi. Zihan yang mengambil kuenya di kulkas kemarin. Padahal Zihan ingin mengambil air dingin di kulkas tapi Zihan melihat kue brownies, karena enggak tahan lihat brownies, Zihan makan aja browniesnya. Enggak apa-apa ummi marahin Zihan karena memang Zihan yang salah,” kata Zihan panjang lebar.
“Enggak nak. Zihan enggak salah. Malah ummi bangga kepada Zihan karena sudah bisa mengakui kesalahannya,” ujar ummi yang lalu memeluk kedua putrinya.
Akhirnya tertangkap juga deh sang pencuri kecil.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan comment ya teman!